Halalbihalal Idul Fitri 1444 H Keluarga Besar MK
![](https://mkri.id/public/content/berita/original/berita_1683197226_0d61e0b9feb1cf4a13ff.jpg)
JAKARTA, HUMAS MKRI - Keluarga besar Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar acara Halalbihalal Idul Fitri 1444 Hijriyah, pada Kamis (4/5/2023). Acara yang diselenggarakan di Aula Gedung 1 MK ini dihadiri oleh Ketua MK Anwar Usman, Wakil Ketua MK Saldi Isra, Hakim Konstitusi Arief Hidayat, Hakim Konstitusi Enny Nurbaningsih, Hakim Konstitusi Wahiduddin Adams, Hakim Konstitusi Suhartoyo, Hakim Konstitusi Manahan MP Sitompul, Hakim Konstitusi Daniel Yusmic P. Foekh, Hakim Konstitusi M. Guntur Hamzah. Hadir pula Plt. Sekretaris Jenderal MK Heru Setiawan, Panitera MK Muhidin, Ketua MK Pertama Jimly Asshiddiqie, Ketua MK Keempat Hamdan Zoelva, Mantan Hakim Konstitusi Maria Farida Indrati, Mantan Panitera MK Kasianur Sidauruk, dan para pejabat eselon MK. Di tempat terpisah, hadir secara virtual, Mantan Ketua Dewan Etik Bintan Regen Saragih, Mantan Anggota Dewan Etik Achmad Sodiki, Mantan Hakim Konstitusi I Dewa Gede Palguna.
Dalam kegiatan yang bertema “Indahnya Silaturahmi: Satukan Hati Saling Maaf Memaafkan” tersebut, Anwar Usman dalam sambutannya mengatakan bertemunya kita semua di sini bukanlah suatu kebetulan, melainkan sudah menjadi ketetapan Allah SWT.
“Kita patut bersyukur dapat menghadiri kesempatan yang hangat ini, menyambung tali silaturrahmi sembari membuka hati dengan setulus-tulusnya untuk saling memaafkan kesalahan dan kekhilafan. Kita semua menyadari bahwa tiada manusia yang luput dari salah dan dosa. Tiada manusia yang sempurna. Bahkan, sudah menjadi hakikat penciptaan kita, menjadi sebuah sunnatullah, bahwa terlahirnya kita sebagai manusia, akan senantiasa diliputi salah dan dosa,” kata Anwar kepada para pegawai dan tamu undangan lainnya.
Meskipun begitu, sambung Anwar, takdir manusia tersebut bukanlah legitimasi bagi kita untuk terus melakukan kesalahan dengan berbuat sewenang-wenang. Bukan pula harus pesimis terhadap takdir Allah. Kita harus sadari bahwa rahmat Allah itu begitu luas, mengalahkan segala dosa dan kesalahan yang kita perbuat. Selain itu, di balik kesalahan manusia itu juga tersimpan mutiara-mutiara hikmah, yang berharga bagi kaum yang beriktibar.
Disadari atau tidak, terang Anwar, perbuatan kita dalam pergaulan sehari-hari kerapkali menyinggung, bahkan menyakiti perasaan orang lain. Meskipun begitu, kita dapat memilih untuk terus memperbaiki diri dan bertaubat. Untuk itu, Anwar mengajak seluruh keluarga besar MK untuk senantiasa menyucikan hati. Menyucikan hati bukan hanya di hari yang fitri, tetapi juga di hari-hari dan bulan-bulan lainnya.
"Karena sejatinya, bulan Ramadhan yang telah kita lalui bersama merupakan pendidikan bagi jiwa yang ikhlas, demi meraih pahala dan ridha dari Allah Rabbun Ghafur" jelas Anwar.
Lebih lanjut Anwar menerangkan, kata “Halalbihalal” sudah menjadi kata yang jamak digunakan dalam kehidupan umat Islam di Indonesia. Dari segi tafsir, Halalbihalal atau penjabarannya, thalabul halal bithariqil halal, berarti mencari kehalalan dengan cara yang halal. Halalbihalal ini menjadi forum yang tepat agar kita sebagai sesama hamba-Nya dapat saling memaafkan, apabila sebelumnya belum sempat memaafkan.
Anwar menyebut, dengan saling meminta maaf, kita mengharapkan tidak ada dosa antara satu dengan yang lainnya. Karena dengan semacam ini bisa menjadikan manusia bisa terbebas dari haqqul adami. Akan menjadi momen silaturrahmi yang sangat indah, apabila kita mampu saling memaafkan antara satu dengan yang lain, demi curahan rahmat dari Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Untuk itulah, Anwar mengajak agar terus merawat dan melestarikan iklim beragama yang kondusif ini, mulai dari lingkup terkecil yaitu diri sendiri dan rekan kerja. Jadikan silaturrahmi Halal bihalal ini momentum untuk memaafkan segala salah dan khilaf yang telah lampau, sekaligus kesempatan bagi siapa saja untuk membuka lembaran baru kehidupan dengan halaman kalbu yang lebih putih dan suci.
Selain itu, saling memaafkan dan menyambung tali silaturrahmi merupakan ajaran luhur dalam Islam. Sesungguhnya, kaum Muslim di manapun berada, harus mengindahkan ajaran ini tanpa memandang waktu dan momen tertentu. Jadi, saling memaafkan tidak pernah terbatas hanya pada saat Idul Fitri saja. Betapa pentingnya memelihara hubungan persaudaraan agar tidak kusut, sampai-sampai Allah dan Rasul-Nya menegaskan laknat besar sebagai ganjaran bagi pemutus tali silaturrahmi. Bahkan urgensitasnya tampak begitu jelas manakala memelihara silaturrahmi ini dikaitkan dengan keimanan seorang Muslim.
Oleh sebab itu, sudah jelas kiranya betapa pentingnya bagi kita semua untuk terus memiliki semangat menyambung tali silaturrahmi yang Allah anugerahkan kepada kita. Jika kita hendak melihat ke belakang (flashback) sekilas, tradisi Halalbihalal sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan para pendahulu kita. Sehingga Anwar berharap, semoga ketentraman, harmoni dan kerukunan di MK tetap terjaga selama-lamanya.
Makna Halalbihalal
Acara halalbihalal Keluarga Besar MK ini juga menghadirkan Ustadz Wijayanto yang menyampaikan tausiah dengan materi seputat makna halalbihalal. Wijayanto antara lain menjelaskan esensi lebaran dalam konteks pemaknaan dalam budaya Jawa.
“Lebaran itu biasanya ada ketupat, yang merupakan singkatan dari ngaku lepat lan laku papat. Ngaku lepat berarti mengakui kesalahan. Sedangkan laku papat yakni melakukan empat tindakan dalam perayaan lebaran. Yakni, lebaran itu sendiri yang bermakna usai. Luberan yang berarti melimpah atau meluberkan maaf. Leburan yang berarti meleburkan kesalahan dan dosa dengan saling maaf memaafkan. Labur yang artinya kapur sebagai simbol zat pemutih yang berarti menjernihkan hati dan menghias diri dengan amal kebaikan serta perilaku yang lebih baik” tutur Ustad Wijayanto.
Penulis: Utami Argawati.
Editor: Nur R.
Source: Laman Mahkamah Konstitusi