Ketua MK: Halalbihalal Media Pemersatu Bangsa
![](https://mkri.id/public/content/berita/original/16369.jpg)
JAKARTA, HUMAS MKRI – Keluarga besar Mahkamah Konstitusi menggelar acara Halalbihalal Idul Fitri 1441 Hijriyah, pada Kamis (28/5/2020). Pelaksanaan acara halalbihalal tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena masih dalam situasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Acara yang diselenggarakan di lt. 11 Gedung MK melalui saluran video converence menggunakan aplikasi Zoom ini dihadiri oleh Ketua MK Anwar Usman, Wakil Ketua MK Aswanto, Hakim Konstitusi Wahiduddin Adams, Hakim Konstitusi Suhartoyo, Hakim Konstitus Manahan MP Sitompul, Daniel Yusmic, Sekretaris Jenderal MK M. Guntur Hamzah, Panitera MK Muhidin, dan para pejabat eselon MK. Di tempat terpisah, hadir secara virtual Hakim Konstitusi Arief Hidayat, Hakim Konstitusi Enny Nurbaningsih, Hakim Konstitusi Saldi Isra, Ketua Dewan Etik Bintan Regen Saragih, Anggota Dewan Etik Ahmad Syafii Maarif, Anggota Dewan Etik Achmad Sodiki, serta para pegawai MK.
"Meskipun halalbihalal kali ini kita selenggarakan dengan cara yang berbeda melalui jaringan Zoom, namun hal tersebut tidak mengurangi rasa syukur dan ikhlas dalam menyambut Hari Kemenangan, Idul Fitri 1441 Hijriyah serta dapat bersilaturahim,” kata Ketua MK Anwar Usman saat menyampaikan kata sambutan.
Anwar mengatakan, tradisi halalbihalal adalah tradisi yang sangat khas dari masyarakat muslim Indonesia. Tradisi ini telah turun temurun dan menjadi budaya yang berfungsi untuk mempererat tali persaudaraan terhadap sesama.
“Jika budaya ini dikaitkan dengan kehidupan kebangsaan kita yang demikian besar, maka sesungguhnya budaya inilah yang menjadi media pemersatu anak bangsa,” ucap Anwar.
Dijelaskan Anwar, tradisi silaturahim termasuk juga sungkem menurut sejarahnya sudah terjadi pada masa raja-raja di Jawa dahulu. Namun kala itu belum dikenal istilah halalbihalal. “Istilah halalbihalal digagas oleh KH Abdul Wahab Hasbullah, salah satu perintis organisasi Nahdlatul Ulama. Salah satu tujuan halalbihalal untuk menyatukan para tokoh politik yang sering berbeda pendapat pada saat itu,” ungkap Anwar.
Halalbihalal yang yang dilaksanakan tahun ini terasa sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya di mana biasanya orang dapat bertemu langsung, bersalam-salaman dan saling memaafkan. “Saat ini halalbihalal dilakukan secara virtual akibat pandemi Covid-19. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga terjadi di banyak negara,” tandas Anwar.
Tawakal dan Hati Bersih
Acara halalbihalal Keluarga Besar MK ini juga menghadirkan Ustadz Adian Husaini yang menyampaikan tausiah dengan materi “Menuju New Normal (Tatanan Kehidupan Baru) dengan Tawakal dan Hati Bersih” secara virtual. Adian mengatakan agar kita semua menyambut masa New Normal dengan sikap tawakal.
“Tema ini memang penting. Ini kunci kemenangan. Dalam Islam, orang bertawakal itu dijamin oleh Allah SWT. Tawakal itu bersikap pasrah tetapi yakin betul Allah SWT akan menolong kita,” kata Adian.
Adian berkisah, Rasulullah Muhammad SAW pernah mengoreksi salah seorang sahabat mengenai makna tawakal. Sahabat tersebut meninggalkan untanya di depan masjid tanpa mengikatnya. Rasulullah mengatakan, ikat untamu lalu kamu tawakal. “Harus ada ikhtiar karena ikhtiar itu aspek syariah dan wajib,” ucap Adian.
Hal kedua dalam menyambut masa New Normal, lanjut Adian, yaitu dengan hati yang bersih. Betapa pentingnya hati yang bersih. Seperti tercantum dalam Lagu “Indonesia Raya” yaitu bangunlah jiwanya, bangunlah badannya sebagai pembangunan jiwa bangsa.
“Jiwa akan menang, akan sukses kalau orang bersih hatinya, jiwanya. Orang akan celaka, hancur jika orang mengotori jiwanya, merusak jiwanya. Nah, jiwa bangsa inilah yan sangat penting,” ujar Adian. (Nano Tresna Arfana/NRA)
Source: Laman Mahkamah Konstitusi